Budidaya tanaman kacang tanah

Cara Budidaya Kacang tanah. Untuk membudayakan kacang tanah sbenarnya tidaklah memerlukan lahan yang teramat luas seandainya anda tidak bermaksut untuk hal yang komersial dan alangkah baiknya anda mempunyai lahan yang cukup luas dan kalau anda mempunyai lahan yang luas anda dapat mencitakan lahan pekerjaan dan memproduksi dalam pertai yang besar tujuannya untuk komesial atau untuk di jual dalam pertai yang besar.
Untuk Mengetahui bagaimana Cara Budidaya Kacang Tanah tersebut anda dapat membaca hal-hal berikut ini.

 

PENDAHULUAN
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
c. Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
d.Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2.2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b. pH antara 6,0-6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
d. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
2.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
Cara  budidaya atau tehnis bertanam kacang tanah adalah sebagai berikut ini :
Pembibitan
Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e. Kadar air benih berkisar 9-12 %.
Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
Varietas unggul yang dianjurkan antara lain : Gajah, Macan, Banteng, Kidang, Tapir. Varietas-varietas ini tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun.
Pengolahan Media Tanam
Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
Pembentukan Bedengan 
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 – 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
Pemberian Pupuk Makro
Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
a. Pupuk kandang 2 – 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
Cara Penanaman kacang tanah
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).
Pemeliharaan Tanaman kacang tanah
Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong.
Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.
Pengairan dan Penyiraman

 

Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.
Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
Hama dan Penyakit Kacang Tanah
Hama
a. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
b. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
c. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
d. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
e. Kumbang Daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.
Penyakit
a. Penyakit layu atau “Omo Wedang”
Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
b. Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
c. Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
d. Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
e. Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
f. Penyakit Karat
Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.

Nama-nama tumbuhan beserta nama latinnya

Daftar Nama Tumbuhan (Tanaman) dan Nama Latin

Daftar nama tumbuhan (tanaman) dan nama latin ini sebagai kumpulan nama tumbuhan (flora) yang dilengkapi dengan nama latin (ilmiah). Seratusan nama tanaman lengkap dengan nama latinnya saya susun sebagai daftar.

Daftar dalam artikel ini merupakan permintaan keponakan saya yang menanyakan nama tumbuhan beserta nama latinnya. Dari pada susah nulis hanya untuk dikirim pada satu orang via email, saya pikir akan lebih baik jika tumbuhan dan nama latin ini saya posting di blog sekalian. Siapa tahu ada yang membutuhkan.

Berikut daftar nama latin dari berbagai tumbuhan atau tanaman yang kesemuanya dapat ditemukan di Indonesia.

Nama Tanaman Hias atau Bunga dan Nama Latin

Nama Tumbuhan Obat dan Nama Latin

  • Ciplukan (Physalis angulata)
  • Gambir (Uncaria gambir)
  • Mengkudu (Morinda citrifolia)
  • Sirih (Piper betle)
  • Zodia (Evodia suaveolens)

Nama Tumbuhan Buah dan Nama Latin

  • Alpukat (Persea americana)
  • Apel (Pyrus malus)
  • Belimbing Manis (Averrhoa carambola)
  • Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
  • Ceremai (Phyllanthus acidus)
  • Delima (Punica granatum)
  • Durian (Durio zibethinus)
  • Duwet (Syzygium cumini)
  • Gayam (Inocarpus fagiferus)
  • Jambu Air (Eugenia aquea)
  • Jeruk Manis (Citrus sinensis)
  • Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
  • Kasturi (Mangifera casturi)
  • Kawista (Limonia acidissima)
  • Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum)
  • Kemang (Mangifera kemanga)
  • Kelapa (Cocos nucifera)
  • Kepa (Syzygium polycephalum)
  • Kepel (Stelechocarpus burahol)
  • Kersen (Muntingia calabura)
  • Korma rawa (Phoenix paludosa)
  • Lontar (Borassus flabellifer)
  • Mangga (Mangifera indica)
  • Manggis (Garcinia mangostana)
  • Matoa (Pometia pinnata)
  • Menteng (Baccaurea racemosa)
  • Mundu (Garcinia dulcis)
  • Nam Nam (Cynometra cauliflora)
  • Nangka (Artocarpus heterophyllus)
  • Pisang (Musa paradisiaca)
  • Pepaya (Carica papaya)
  • Rambutan (Nephelium lappaceum)
  • Salak (Salacca zalacca)
  • Sawo Kecik (Manilkara kauki)
  • Sawo Manila (Manilkara zapota)

    Nama Tanaman Keras dan Nama Latin

  • Ajan Kelicung (Diospyros macrophylla)
  • Andalas (Morus macroura)
  • Baobab (Adansonia Digitata)
  • Bintaro (Cerbera manghas)
  • Eboni (Diospyros celebica)
  • Gaharu (Aquilaria moluccensis)
  • Gandaria (Bouea macrophylla)
  • Jati (Tectona grandis)
  • Karet (Hevea braziliensis)
  • Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
  • Kenari (Canarium ovatum)
  • Kendal (Cordia bantamensis)
  • Kepuh (Sterculia foetida)
  • Kokoleceran (Vatica bantamensis)
  • Limpasu (Baccaurea lanceolata)
  • Maja (Aegle marmelos)
  • Majegau (Dysoxylum densiflorum)
  • Nagasari (Palaquium rostratum)
  • Trembesi (Albizia saman Sin. Samanea saman)

Nama Tanaman Umbi dan Rimpang dan Nama Latin

  • Jahe (Zingiber officinale)
  • Bengkuang (Pachyrhizus erosus)
  • Garut (Maranta arundinacea)
  • Ganyong (Canna edulis)
  • Kedawung (Parkia roxburghii)
  • Lengkuas (Alpinia galanga)
  • Singkong (Manihot esculenta)
  • Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

Tumbuhan Rempah dan Nama Latin

  1. Asam Jawa (Tamarindus indica)
  2. Bawang Merah (Allium cepa)
  3. Bawang Putih (Allium sativum)
  4. Cabai (Capsicum annum)
  5. Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
  6. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
  7. Kencur (Kaempferia galanga)
  8. Lada (Piper nigrum)
  9. Pala (Myristica fragrans)

Tumbuhan Lainnya dan Nama Latin

  • Jagung (Zea mays)
  • Kacang Hijau (Vigna radiata)
  • Kacang Kapri (Pisum sativum)
  • Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)
  • Kacang Panjang (Phaseolus vulgaris)
  • Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
  • Kentang (Solanum tuberosum)
  • Kesambi (Schleichera oleosa)
  • Padi (Oryza sativa)
  • Petai Cina (Leucaena leucocephala)
  • Terung (Solanum melongena)
  • Tuba (Derris elliptica)